Khutbah Jum'at tentang Akhlak Mulia
********************
Khutbah Jum’at Tentang Akhlak Mulia
********************
الْحَمْدُ لِلَّهِ. اَلْحَمْدُ للهِ.
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى هَدَانَا لِهذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْ لاَ أَنْ
هَدَانَا اللهُ. وَ مَا تَوْفِيقِي وَ لاَ اعْتِصَامِي إِلاَّ بِاللهِ. عَلَيْهِ
تَوَكَّلْتُ وَ إِلَيْهِ أُنِيبُ.
أَشْهَدُ أنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ
لَا شَرِيْكَ لَهُ. اَلَّذِى لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْهِ. هُوَ كَمَا أَثْنَي
عَلَى نَفْسِهِ. عَزَّ جَارُهُ وَ جَلَّ ثَنَاؤُهُ وَ لاَ يُهْزَمُ جُنْدُهُ وَ
لاَ يُخْلَفُ وَعْدُهُ وَ لاَ إِلهَ غَيْرُهُ.
وَ أَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَ سَنَدَنَا وَ
مَوْلاَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ و حَبِيْبُهُ وَ رَسُولُهُ. اَلسَّابِقُ إِلَى
الأَنَامِ نُورُهُ. وَ رَحْمَةٌ لِلْعَالَمِينَ ظُهُورُهُ. صَلَّى اللهُ تَعَالَى
عَلَيْهِ وَ عَلَى آلِهِ وَ أَوْلاَدِهِ وَ أَزْوَاجِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَ
أَتْبَاعِهِ وَ أَحْفَادِهِ أَجْمَعِينَ.
أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ؛
اِتَّقُوا اللهَ تَعَالَى وَ أَطِيْعُوْهُ.
إِنَّ اللهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَ الَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ. فَقَدْ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيمِ:
أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ.
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ
أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ
اللَّهَ كَثِيرًا.
صَدَقَ اللهُ العَظِيْمُ..
Hadirin kaum muslimin yang dimuliakan oleh Allah..
Pertama-tama, saya ingin mengajak
saudara semua dan juga diri saya sendiri, untuk bersama-sama meningkatkan
keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, karena takwa adalah bekal kita menuju
alam akhirat nanti sebagaimana yang telah difirmankan oleh Allah SWT:
وَتَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ
التَّقوَى
“Maka
berbekallah kalian, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa”.
(Al-Baqarah 197)
Kemudian pada kesempatan kali ini, khatib akan menyampaikan khutbah tentang
Keutamaan Akhlak Mulia.
Hadirin yang dimuliakan oleh Allah..
Seorang Muslim yang baik, bukanlah
seseorang yang hanya baik hubungannya dengan Allah saja, namun muslim yang baik
adalah muslim yang baik hubungannya dengan Allah, baik hubungannya dengan
sesama manusia dan baik juga hubungannya dengan makhluk Allah lainnya, dalam
artian ia bahkan tidak berlaku zalim terhadap hewan maupun tumbuhan. Maka,
seorang muslim yang baik bukanlah muslim yang menghabiskan 24 jamnya beribadah
seorang diri, lantas melupakan kewajibannya kepada keluarganya, memutuskan
hubungan dengan sanak kerabatnya dan tidak bergaul dengan orang di sekitarnya.
Muslim yang baik adalah muslim yang bisa menjaga hubungannya dengan Allah namun
juga tetap menjaga hubungan baiknya dengan orang-orang sekitarnya.
Kemudian di dalam hubungannya dengan
orang-orang di sekitarnya, seorang muslim dituntut untuk berakhlak baik, karena
saking pentingnya akhlak yang baik ini, sampai-sampai Rasulullah Sallallahu
Alaihi Wasallam bersabda :
“ إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ “
“Sesungguhnya
aku diutus untuk menyempurnakan akhlak-akhlak terpuji”. (HR. Baihaqi)
Di dalam hadis lainnya Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam juga bersabda
:
" أَكْمَلُ المُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا "
“Sebaik-baik
orang Mu’min adalah yang paling baik akhlaknya”. (HR. Ibn Hibban)
Saudara-saudara kaum muslimin yang dirahmati oleh
Allah...
Di dalam sebuah hadis shahih yang diriwayatkan oleh Abu Daud, Tirmizi dan
Ibnu Majah disebutkan bahwa Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda :
أَنَا زَعِيْمٌ بِبَيْتٍ فِيْ رَبَضِ الجَنَّةِ
لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا ، وَبِبَيْتٍ فِيْ وَسَطِ
الجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا، وَبِبَيْتٍ فِيْ أَعْلَى
الجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ
“Aku
menjamin sebuah rumah di punggung Surga bagi orang yang menghindari
pertengkaran walaupun ia berada dalam posisi yang benar; aku juga menjamin
sebuah rumah di pertengahan Surga bagi orang yang meninggalkan kebohongan
walaupun ia sedang bercanda; dan aku juga menjamin sebuah rumah di puncak Surga
bagi orang yang memperbaiki akhlaknya”.
Di sini Rasulullah mengajarkan kita untuk bersabar dan tidak marah. Kita
tahu, biasanya ketika terjadi perselisihan antara 2 orang, suasana memanas,
sangat sulit sekali untuk menahan diri untuk tetap diam dalam keadaan tenang,
apalagi jika kita merasa sedang berada pada posisi yang benar, naiklah darah
kita dan mulailah kita bersumpah-serapah sambil beradu mulut dengan lawan
bicara kita. Namun Rasulullah mengajarkan kepada kita untuk tetap bersabar dan
menghindari segala bentuk pertikaian dan pertengkaran sekalipun kita berada di
dalam posisi yang benar.
Beliau juga mengajarkan kita agar tidak berbohong sekalipun ketika sedang
bercanda. Terkait masalah ini, dalam sebuah hadis disebutkan bahwa suatu
ketika, ada seorang wanita tua yang menghampiri Rasulullah SAW dan meminta
beliau untuk mendoakannya agar masuk Surga, sambil tersenyum Rasulullah SAW pun
menjawab " لَا يَدْخُلُ
الجَنَّةَ عَجُوْزٌ " yang
artinya :“Tidak akan masuk Surga orang-orang yang sudah tua”. Mendengar ini,
perempuan tua ini pun bersedih. Lantas Rasulullah pun segera menyuruh para
Sahabatnya untuk menerangkan kepada perempuan itu bahwa di hari akhirat nanti
ia tidak akan dibangkitkan dalam keadaan tua, melainkan ia akan dikembalikan
muda kembali.[1]
Demikianlah kemuliaan akhlak Rasulullah, di dalam candanya pun beliau tetap
menyampaikan kebenaran. Ketika beliau mengatakan “Orang-orang tua tidak akan
masuk Surga”, beliau tidak berbohong karena memang benar di Surga nanti tidak
akan ada orang tua karena semua orang akan dibangkitkan dalam keadaan muda
kembali. Maha benar Allah yang telah memuji akhlak Rasulullah di dalam
Al-Qur’an :
وَإِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Dan
sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang agung”. (QS. Al-Qalam : 4)
Hadirin yang dimuliakan oleh Allah...
Salah satu akhlak mulia yang diajarkan oleh Rasulullah adalah
berkasih-sayang sesama makhluknya. Suatu ketika seorang sahabat melihat nabi
mencium cucunya, Hasan b. Ali. Sahabat itu pun berkata: “Aku memiliki 10 anak,
namun tak ada satu pun yang pernah aku cium”. Mendengar ini, Rasulullah pun
menatap sahabat itu lantas bersabda:
“مَنْ لَا يَرحمْ لَا يُرحَمْ”
“Orang
yang tidak menyayangi, tidak akan disayang”. (HR. Bukhari - Muslim)
Dalam hadis lainnya beliau juga bersabda :
“مَنْ لَا يَرْحَمِ النَّاسَ لَا يَرْحَمْهُ اللهُ “
“Tidak
akan disayang oleh Allah, orang yang tidak menyayangi manusia”
Kemudian di dalam Islam, kasih sayang
itu bahkan tidak hanya terbatas pada manusia saja, karena di dalam Islam kita
juga dituntut untuk menyayangi makhluk Allah lainnya baik hewan maupun
tumbuhan. Di dalam sebuah hadis shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim,
disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Seorang perempuan disiksa (di dalam
neraka) lantaran mengurung seekor kucing, karena ia tidak memberi makan hewan
itu, tidak memberinya minum dan tidak pula melepasnya supaya ia bisa mencari
makan”.
Di dalam hadis shahih yang lainnya juga disebutkan bahwa seorang perempuan
pezinah diampuni dosa-dosanya lantaran ia memberi minum seekor anjing yang
kehausan, yang menjulurkan lidahnya berusaha untuk meminum air dari sebuah
sumur.[2]
Maka dengan demikian, jelaslah bagi
kita bahwa cinta dan kasih sayang itu merupakan sebuah budi pekerti yang sangat
penting di dalam Islam, karena Islam bagaikan sebuah bangunan dengan 3 pondasi,
maka tatkala hilang salah satu pondasi itu, tumbanglah bangunan itu. Adapun
pondasi itu adalah Iman, Amal Sholeh dan Akhlakul Karimah. Maka dengan
demikian, Kalimah Syahadat yang merupakan syarat diterimanya Iman seseorang,
belum lengkap jika tidak diiringi oleh amal Sholeh seperti Sholat, Puasa dan
Zakat, namun amal-amal Sholeh itu pun juga tidak lengkap jika tidak diiringi
dengan akhlak mulia, karena Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam telah
bersabda :
"
إِنَّ المُؤْمِنَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ
دَرَجَةَ الصَّائِمِ القَائِمِ "
“Sesungguhnya
seorang mukmin, dengan akhlak baiknya, benar-benar (mampu) mencapai derajat
orang-orang yang rajin berpuasa dan rajin sholatnya”. (HR. Abu Daud)
Maka marilah kita bersama-sama
memperbaiki akhlak kita, bersama-sama menanamkan niat di dalam diri kita untuk
menjadi muslim yang lebih baik lagi, muslim yang mencintai sesama, yang selalu menebarkan kebaikan di manapun
berada...
أَلاَ إِنَّ أَحْسَنَ الْكَلاَمِ وَ أَبْلَغَ
النِّظَامِ. كَلاَمُ اللهِ الْمَلِكِ الْعَزِيزِ الْعَلاَّمِ. كَمَا قَالَ اللهُ
تَبَارَكَ وَ تَعَالَى فِي الْكَلاَمِ. وَ إِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا
لَهُ. وَ أَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ. أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ
الرَّجِيمِ. بِسْـمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ. إنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللهِ
الإِسْلَامُ.
××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××
(Khatib
duduk di antara 2 khutbah)
××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××
الحَمْدُ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَشْكُرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ
شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ
لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى
رَسُوْلِ اللهِ. أمَّا بَعْدُ عِبَادَ اللهِ فَإِنِّي أُوْصِيْ نَفْسِيَ وإيّاكمْ
بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ.
وَاعْلَمُوْا أنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ
عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِهِ الْكَرِيْمِ
فَقَالَ : ﴿إِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ،
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا﴾
اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى ءَالِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِناَ
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى ءَالِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى
سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى ءَالِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ
حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اللَّهُمَّ ارْضَ عَنِ الْأَرْبَعَةِ الخُلَفَاءِ،
سَيِّدِنَا أَبِيْ بَكْرٍ وَ عُمَرَ وَ عُثْمَانَ وَ عَلِيٍّ ذَوِي الصِّدْقِ وَالْوَفَاءِ،
وَبَقِيَّةِ الْعَشَرَةِ الْمُبَشَّرةِ وَ آلِ بَيْتِ المُصْطَفَى وَعَنِ الْأَنْصَارِ
وَ المُهَاجِرِيْنَ وَ التَّابِعِيْنَ إِلَى يَوْمِ الْجَزَاءِ، اَللَّهُمَّ
إِنَّا دَعَوْنَاكَ فَاسْتَجِبْ لَنَا دُعَاءَنَا. فَاغْفِرْ لَنا ذُنُوْبَنَا وَإِسْرافَنَا
فِيْ أَمْرِنَا. اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ، وَالمُسْلِمِيْنَ
وَالمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ، وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ...
عِبَادَ اللهِ!
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَ الْإِحْسَانِ
وَ إِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَي
Sesungguhnya Allah menyuruh untuk berlaku adil dan berbuat kebajikan dan
memberi kepada kaum kerabat.
وَ يَنْهَي عَنِ الْفَحْشَاءِ وَ الْمُنْكَرِ
وَ الْبَغْيِ
Dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan.
يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
Dia memberi pengajaran kepadamu, agar kamu dapat mengambil pelajaran.
فَاذْكُرُوْا اللهَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ، وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ.. أَقِمِ
الصَّلاةَ..
__________________
[1]
Lihat Al-Ba’tsu Wan Nusyur Lil Baihaqi.
[2]
HR. Muslim 4259.
__________________
Baca juga : Cara Menyusun Naskah Khutbah Jumat
Posting Komentar untuk "Khutbah Jum'at tentang Akhlak Mulia"