Khutbah Jumat Singkat Tentang Menjaga Lisan
********************
Khutbah Jum’at Tentang Menjaga Lisan
********************
الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ خَلَقَ الْإِنْسَانَ
فَسَوَّاهُ فَعَدَلَهُ، فِيْ أَيِّ صُوْرَةٍ مَا شَاءَ رَكَّبَهُ، وَأَنْعَمَ
عَلَيْهِ بِنِعَمٍ سَابِغَاتٍ وَلَوْ شَاءَ مَنَعَهُ، وَشَقَّ لَهُ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ
وَجَعَلَ لَهُ لِسَانًا فَأَنْطَقَهُ، وَخَلَقَ لَهُ عَقْلاً وكَلَّفَهُ،
وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَلَا شَبِيْهَ
وَلَا مِثْلَ وَلَا نِدَّ لَهُ، وَلَا حَدَّ وَلَا جُثَّةَ وَلَا أَعْضَاءَ لَهُ.
وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا
وَعَظِيْمَنَا وَقَائِدَنَا وَقُرَّةَ أَعْيُنِنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
وَصَفْوَةُ خَلْقِهِ، مَنْ بَعَثَهُ اللهُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ هَادِياً
وَمُبَشِّراً وَنَذِيْرًا وَجَعَلَهُ أَكْرَمَ خَلْقِهِ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى ءَالِهِ وَصَفْوَةِ صَحْبِهِ.
أَمّا بَعْدُ عِبَادَ اللهِ فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ
وَنَفْسِيَ بِتَقْوَى اللهِ القَائِلِ فِيْ مُحْكَمِ كِتَابِهِ:
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ
إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ
مَسْئُولًا.
صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمُ.
Ma’asyiral
muslimin, jama’ah sholat Jum’ah rahimakumullah.
Pertama-tama, marilah kita senantiasa
meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Subhanahu wata’ala, dan marilah kita
bersama-sama panjatkan puji dan syukur kita ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan kepada kita banyak sekali nikmat di dalam hidup ini. Kemudian
shalawat dan salam tidak lupa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.
Hadirin yang
dimuliakan Allah SWT..
Ada banyak sekali nikmat yang diberikan oleh
Allah kepada kita, mata yang kita pakai untuk melihat adalah sebuah nikmat,
maka janganlah dipergunakan untuk melihat yang diharamkan oleh Allah; telinga
yang merupakan alat pendengaran kita adalah sebuah nikmat, maka janganlah
digunakan untuk mendengarkan hal-hal buruk; demikian pula lisan atau lidah yang
kita gunakan untuk berbicara adalah sebuah nikmat, maka pergunakanlah ia untuk
mengucapkan hal-hal yang baik dan demikian pula dengan anggota-anggota tubuh
yang lain adalah nikmat-nikmat yang tak terhitung banyaknya, maka janganlah
dipergunakan untuk hal-hal yang tidak diridhoi oleh Allah..
Hadirin yang
dimuliakan Allah SWT..
Sebagaimana yang telah kita sebutkan, bahwa
diantara nikmat yang banyak itu terdapatlah lisan atau lidah, anggota tubuh
yang terbilang kecil ini adalah nikmat luar biasa yang diberikan oleh Allah
kepada semua orang, tidak bisa kita bayangkan bagaimana rasanya hidup kita
tanpa lidah, maka hendaklah kita selalu bersyukur dengan mempergunakan nikmat
Allah yang satu ini sebaik mungkin, Nabi SAW bersabda :
الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ
لِسَانِهِ وَيَدِهِ
“Muslim (yang hakiki) itu adalah yang mana
orang-orang muslim itu selamat dari keburukan lidah dan tangannya.” (HR. Bukhari)
Sedangkan dalam hadis lain disebutkan dari
Sahal bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Barangsiapa menjamin untukku apa yang ada di antara kedua dagunya
(lisan) dan apa yang ada di antara kedua kakinya (kemaluan/farji), maka aku
akan menjamin untuknya surga.” (HR. Bukhari)
Hadirin yang
dimuliakan oleh Allah..
Di antara maksiat dan dosa yang muncul dari
lidah yang tidak dijaga adalah Ghibah atau menyebutkan sesuatu yang terdapat
pada diri seorang muslim, sedang ia tidak suka (jika hal itu disebutkan). Baik
dalam keadaan soal jasmaninya, agamanya, kekayaannya, hatinya, ahlaknya, bentuk
lahiriyahnya dan sebagainya.
Ghibah adalah penyakit berbahaya yang sudah
menjamur di masyarakat kita, padahal sakit buruknya Ghibah ini, di dalam
Al-Quran Allah menggambarkan orang yang melakukannya seperti orang yang makan
bangkai saudaranya sendiri.
Hadirin yang
dimuliakan oleh Allah..
Kemudian di antara dosa atau maksiat lidah
adalah Namimah atau mengutip suatu perkataan dengan tujuan untuk mengadu domba
antara seseorang dengan si pembicara, dosa yang satu ini pun tak kalah kejinya
dari Ghibah, dalam sebuah hadis shahih disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda
:
لا يَدْخُلُ الجَنَّةَ قَتّاتٌ
“Tidak
akan masuk syurga orang yang suka mengadu domba” (HR. Bukhari)
Maka hendaklah kita berhati-hati
mempergunakan lisan kita karena ada pepatah kita yang mengatakan “Mulutmu
adalah harimaumu”, ini menunjukkan betapa bahayanya lisan ketika kita tidak
menjaganya, dan juga di dalam pepatah Arab disebutkan:
عَثْرَةُ القَدَمِ أَسْلَمُ مِنْ عَثْرَةِ
الِلسَانِ
“Tergelincirnya kaki itu lebih selamat dari
tergelincirnya lidah”
Karena walaupun lidah ini hanyalah anggota
tubuh yang kecil, namun akibat yang dihasilkan jika tidak menjaganya sangat
besar. Tak jarang sebuah kesalahan yang dilakukan dengan lidah menjadi penyebab
dosa-dosa besar lainnya.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ.
وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ.
وَتَقَبَّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ
الْعَلِيْمُ. أقُوْلُ قَوْلِي هَذا وَأسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ
وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
×××××××××××××××××××××××××××××
Khatib duduk di antara 2 Khutbah
×××××××××××××××××××××××××××××
اَلْحَمْدُ للهِ. اَلْحَمْدُ للهِ. اَلْحَمْدُ
للهِ حَمْدَ الْكَامِلِينَ كَمَا أَمَرَ. نَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَ
نَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُولُهُ النَّبِيُّ الْمُعْتَبَرُ.
أَمَّا بَعْدُ.. عِبَادَ اللهِ!
فَإِنِّيْ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى
اللهِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ
بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الكَرِيْمِ.
تَعْظِيمًا لِنَبِيِّهِ وَ تَكْرِيمًا
لِفَخَامَةِ شَانِ شَرَفِ صَفِيِّهِ. فَقَالَ اللهُ عَزَّ وَ جَلَّ مِنْ قَائِلٍ
مُخْبِرًا وَ آمِرًا:﴿إِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ،
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا﴾
اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِ سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِناَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى ءَالِ
سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِ
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى
ءَالِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ إِنَّا دَعَوْناكَ فَٱسْتَجِبْ لَنَا دُعاءَنَا. فَٱغْفِرِلَنا
ذُنوبَنَا وَإِسْرافَنا في أَمْرِنا. اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ
وَالمُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالمُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ
أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالمُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ انْصُرْ مَنْ نَصَرَ دِيْنَكَ
وَكِتَابَكَ وَسُنَّةَ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،
اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا المُسْلِمِيْنَ المُسْتَضْعَفِيْنَ فِي كُلِّ
مَكَانٍ، اَللَّهُمَّ انْصُرْهُمْ فِي أَرْضِ الشَامِ وَفِي كُلِّ مَكَانٍ،
اَللَّهُمَّ كُنْ لَنَا وَلَهُمْ حَافِظاً وَمُعِيْنًا وَمُسَدِّداً وَمُؤَيِّدًا،
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، بِرَحْمَتِكَ يَا
أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، وَسَلَامٌ عَلَى المُرْسَلِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ
رَبِّ الْعَالَمِيْنَ...
عِبَادَ اللهِ!
إِنَّ اللهَ يَاْمُرُ بِالْعَدْلِ وَ الإِحْسَانِ وَ إِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَي
وَ يَنْهَي عَنِ الْفَحْشَاءِ وَ الْمُنْكَرِ وَ الْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُونَ.
أَقِمِ الصَّلاةَ.
Baca juga:
Posting Komentar untuk "Khutbah Jumat Singkat Tentang Menjaga Lisan"