Khutbah Jum'at Singkat Padat Tentang Taubat Nasuha
********************
Khutbah Jum’at Tentang Taubat
- Khutbah Pertama -
********************
إنَّ الْحَمْدَ لِلّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ ونَسْتَهْدِيْهِ
ونَسْتَغْفِرُهُ ونَتُوْبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ
فَلَا هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أنْ لَا إِلَـهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ
لَهُ وَلَا مَثِيْلَ لَهُ وَلَا ضِدَّ وَلَا نِدَّ لَهُ، لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَىْءٌ
وَهُوَ السَّميعُ البَصيرُ.
وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا وَعَظِيْمَنَا وَقَائِدَنَا
وَقُرَّةَ أَعْيُنِنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَحَبِيْبُهُ،
طِبُّ الْقُلُوْبِ وَدَوَاؤُهَا وَعَافِيَةُ الْأَبْدَانِ وَشِفَاؤُهَا، وَنُوْرُ
الْأَبْصَارِ وَضِيَاؤُهَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَعَلَى كُلِّ رَسُوْلٍ
أَرْسَلَهُ.
يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْءَانِ الْكَرِيْمِ
: ﴿إِنَّمَا التَّوْبَةُ عَلَى اللَّـهِ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ
السُّوءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ يَتُوبُونَ مِن قَرِيبٍ فَأُولَـٰئِكَ يَتُوبُ
اللَّـهُ عَلَيْهِمْ وَكَانَ اللَّـهُ عَلِيمًا حَكِيمًا﴾ سورة النساء
آية 17
Hadirin yang dimuliakan oleh
Allah
Pertama-tama marilah kita bersyukur kepada
Allah yang atas karunia-Nya lah kira semua masih hadir di sini dalam nikmat
kesehatan dan nikmat Iman. Kemudian shalawat dan salam tak lupa kita haturkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah diutus sebagai rahmat atas
sekalian alam.
Kemudia selaku khatib, saya mengajak segenap hadirin
dan juga diri saya untuk selalu meningkatkan Iman dan takwa agar kita semua termasuk ke
dalam golongan orang-orang yang beruntung.
Adapun pada kesempatan kali ini saya selaku
khatib akan menyampaikan khutbah dengan tema : Taubat.
Hadirin yang dimuliakan oleh
Allah
Ketahuilah bahwa Allah SWT
telah menjadikan Taubat sebagai amalan yang suci dan bahkan disukai oleh-Nya. Dalam sebuah hadis
Rasulullah SAW bersabda :
لَلَّهُ أَفْرَحُ بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ مِنْ أَحَدِكُمْ سَقَطَ
عَلَى بَعِيْرِهِ، وَقَدْ أَضَلَّهُ فِي أَرْضٍ فَلَاةٍ (متفق عليه)
“Sungguh Allah itu lebih bahagia
melihat taubat hambanya daripada orang yang menemukan kembali tunggangannya
setelah ia kehilangannya di tempat yang luas nan sepi.” (Muttafaqun Alayh).
Namun perlu juga kita ketahui, walaupun Taubat itu termasuk
amalan yang disukai oleh Allah, ia hanya akan diterima jika dilakukan pada
waktu yang tepat dan dengan cara yang benar.
Ketahuilah bahwa ada
waktu-waktu yang mana Taubat tidak akan diterima lagi pada waktu itu,
diantaranya adalah:
- Ketika matahari telah terbit
dari sebelah barat dan tenggelam di sebelah timur, serta binatang-binatang
melata telah keluar dari dalam bumi. Maksudnya jika hari kiamat besar telah tiba maka taubat tidak akan diterima lagi.
- Demikian pula taubat yang dilakukan pada waktu
yang mana seseorang sudah berada diambang kematian, seperti kisahnya Firaun
yang bertaubat ketika ia sudah melihat air yang akan menenggelamkannya, maka
taubat orang seperti ini pun tidak akan diterima lagi. Terkait taubatnya Firaun
yang tidak diterima ini, Allah SWT berfirman :
﴿حَتَّىٰ إِذَا أَدْرَكَهُ الْغَرَقُ قَالَ آمَنْتُ
أَنَّهُ لَا إِلَـٰهَ إِلَّا الَّذِي آمَنَتْ بِهِ بَنُوْ إِسْرَائِيلَ وَأَنَا
مِنَ الْمُسْلِمِينَ﴾[سورة يونس آية 90]
“Hingga bila Fir'aun itu telah
hampir tenggelam, berkatalah dia: "Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan
melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang
yang berserah diri (kepada Allah)" (Yunus : 90)
Namun ternyata taubatnya ini
tidak diterima dan Allah pun berfirman:
آلْآنَ وَقَدْ عَصَيْتَ قَبْلُ وَكُنْتَ مِنَ
الْمُفْسِدِيْنَ - سورة يونس: 91.
“Apakah baru sekarang (kamu
bertaubat), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu
termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan”. (Yunus : 91)
- Demikian pula Taubatnya orang
yang sudah hadir kepadanya Malaikat Izrail dan mengabarkan kepadanya siksa
neraka. Orang yang seperti ini juga tidak akan diterima taubatnya. Terkait hal ini Allah
SWT berfirman:
وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ
السَّيِّئَاتِ حَتَّىٰ إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ
الْآنَ وَلَا الَّذِينَ يَمُوتُونَ وَهُمْ كُفَّارٌ أُولَـٰئِكَ أَعْتَدْنَا
لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا - سورة النساء آية 18.
“Dan tidaklah taubat itu
diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga
apabila telah datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan:
"Sesungguhnya saya bertaubat sekarang". Dan tidak (pula diterima
taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi
orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih.” (Annisa :
18)
Maka Taubat Nasuha, atau taubat yang sesungguh-sungguhnya adalah taubat yang dilakukan pada waktu yang mana pintu taubat belum tertutup
seperti yang telah kita terangkan tadi. Yaitu pada waktu seseorang habis
melakukan kesalahan dan timbul dalam hatinya penyesalan yang mendalam. Lantas
ia pun insaf seinsaf-insafnya dan berjanji pada Allah dan juga dirinya untuk tidak mengulangi
kesalahannya itu lagi. Rasulullah SAW bersabda :
التَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ كَمَنْ لَا ذَنْبَ
لَهُ (رواهُ ابنُ ماجَه)
“Orang yang (benar-benar) bertaubat
dari dosanya, bagaikan orang yang tak berdosa” (HR. Ibn Majah)
Kemudian perlu kita camkan
bahwa Taubat itu hendaknya tidak ditunda-tunda, ia hendaknya dilakukan sesegera
mungkin setelah melakukan kesalahan. Jika kesalahan itu menyangkut hak Allah,
hendaklah minta ampunan kepada Allah, namun jika kesalahan itu menyangkut hak
manusia, maka hendaklah meminta maaf dan keridhoan dari orang yang terzalimi
tersebut, karena kesalahan manusia kepada manusia lainnya hanya akan diampuni
oleh Allah jika orang yang bersangkutan sudah mendapatkan keridhoan dari orang
yang ia zalimi. Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ كَانَ لأَخِيهِ عِنْدَهُ مَظْلَمَةٌ في
عِرْضٍ أَوْ مَالٍ فَلْيَسْتَحِلَّهُ اليَوْمَ قَبْلَ أَنْ لَا يَكُونَ دِينَارٌ
وَلَا دِرْهَمٌ (رواه البخاري)
“Barangsiapa
yang ada kesalahannya terhadap saudaranya dalam hal kehormatan ataupun harta,
maka hendaklah ia meminta keridhoan darinya hari ini juga, sebelum (datang
masa) yang mana tidak ada lagi dinar dan dirham” (HR.
Bukhari).
Maka marilah kita segera
bertaubat dari segala kesalahan kita, jika ada maksiat kita kepada Allah,
marilah kita segera meminta ampunan kepada Allah, dan jika ada tutur kata dan
perilaku kita yang salah kepada orang-orang yang ada di sekitar kita marilah
kita segerakan untuk meminta maaf kepada mereka.
Semoga kita semua termasuk
orang-orang yang diberi kesempatan oleh Allah untuk menyadari segala kesalahan
dan mau bertaubat, Amin ya rabbal alamin..
بَارَكَ
اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا
فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ الله مِنِّي
وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَاالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أقُوْلُ قَوْلِي
هَذا وَأسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ، وَلِسَائِرِ
الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ.
فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
********************
- Khutbah kedua -
********************
الحَمْدُ للهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَشْكُرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ
شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ
لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ
اللهِ . أمَّا بَعْدُ عِبَادَ اللهِ فَإِنِّي أُوْصِيْ نَفْسِيَ وإيّاكمْ بِتَقْوَى
اللهِ وَطَاعَتِهِ.
وَاعْلَمُوْا أنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ
بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِهِ الْكَرِيْمِ
فَقَالَ
: ﴿إِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ،
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا﴾
اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِناَ إِبْرَاهِيْمَ
وَعَلَى ءَالِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى
ءَالِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى
ءَالِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ إنَّا دَعَوْناَكَ
فَاسْتَجِبْ لَنَا دُعَاءَنَا فَاغْفِرِ اللّهُمَّ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَإِسْرَافَنَا
فِيْ أَمْرِنَا، اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ
مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، رَبَّنَا ءَاتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَالحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ،
إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ
وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ
وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ.
فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ
يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَاسْتَغْفِرُوْهُ يَغْفِرْ
لَكُمْ، وَاتَّقُوْهُ يَجْعَلْ لَكُمْ مِنْ أَمْرِكُمْ مَخْرَجًا، أَقِمِ الصَّلاَةَ.
____________________________
Lihat juga: Kumpulan Khutbah Jumat Berbagai Tema.
Baca juga: Cara Menyusun Teks Khutbah Jumat Singkat Padat
Baca juga: Cara Menyusun Teks Khutbah Jumat Singkat Padat
Posting Komentar untuk "Khutbah Jum'at Singkat Padat Tentang Taubat Nasuha"