Mahfudzot Kelas 2 KMI Gontor Beserta Arti dan Penjelasannya (Bagian 4)
قَالَ الْإِمَامُ
الشَّافِعِيُّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
Telah berkata Imam Syafi’i
Radhiyallahu Anhu
**************************
شَكَوْتُ إِلَى وَكِيْعٍ سُوْءَ حِفْظِيْ # فَأَرْشَدَنِيْ إِلَى تَرْكِ الْمَعَاصِيْ
Aku telah mengadukan kepada Waki’ lemahnya hafalanku,
Maka beliaupun
membimbingku untuk meninggalkan maksiat.
وَأَخْبَرَنِيْ بِأَنَّ الْعِلْمَ نُوْرٌ # وَنُوْرُ اللهِ
لَا يُهْدَى لِعَاصِيْ
Beliau juga memberitahukan kepadaku bahwasannya ilmu itu
adalah cahaya,
Dan cahaya Allah itu tidaklah diberikan kepada orang yang
berbuat maksiat.
Syarah / Penjelasan dan Kesimpulan:
Di sini dikatakan
bahwa Imam Syafi’i rahimahullah pernah merasakan lemahnya kemampuan
dalam menghafal, maka beliau pun mengadukan kesulitan tersebut kepada gurunya,
yaitu Imam Waki’. Maka gurunya pun berpesan kepada beliau untuk menghindari maksiat.
Perlu dipahami di sini bahwasannya seorang ulama seperti beliau tentu tidak
akan berbuat ‘maksiat’ dalam artian yang kita pahami. Karena dalam pandangan
para ulama setingkat mereka, sebuah dosa kecil yang mungkin dianggap ‘biasa’ dalam
pandangan awam pun dirasakan sebagai dosa yang besar yang sangat mereka sesali.
Menurut beberapa riwayat, ‘maksiat’ yang dimaksud oleh Imam Syafi’i di sini
adalah bahwasannya beliau suatu ketika secara ‘tidak sengaja’ melihat betis seorang
wanita yang pakaiannya tersingkap oleh angin. Demikianlah mereka para ulama
yang sangat luar biasa menjaga diri dari dosa.
Kemudian juga
perlu juga kita garis bawahi bahwasannya ‘lemahnya hafalan’ dalam pandangan ulama besar
seperti mereka tidaklah sama dengan ‘lemahnya hafalan’ dalam pandangan orang awam
seperti kita. Karena kita semua tahu bahwasannya Imam Syafi’i adalah Imam
mazhab yang sampai pada level ‘Mujtahid Muthlaq’ yang hafal ratusan ribu
hadis. Namun walaupun demikian, beliau masih merasa bahwasannya hafalan beliau
tidaklah sebagus yang beliau harapkan. Ini tidak lain hanyalah bukti ketawadhuan
atau kerendahan hati beliau di hadapan sang guru. Pelajaran yang perlu kita
ambil dari Imam Syafi’i adalah :
1. Jangan
pernah merasa ujub atau takjub pada ilmu yang saat ini sudah kita miliki,
contohlah mereka para ulama besar yang selalu merasa kekurangan ilmu.
2. Dosa dan
maksiat adalah cahaya yang tidak diberikan oleh Allah kepada pendosa, maka
hendaklah kita menghindari dosa dan maksiat dalam menuntut ilmu. Wallahu A’lam.
Kata kunci transliterasi: Syakautu, Waki', sua hifzhi, tarkil ma'ashi, al-ilma nurun, nurullah la yuhda liashi.
(Baca juga: Mahfudzat Kelas 2 KMI : Kehormatan dilihat dari adab)
Posting Komentar untuk "Mahfudzot Kelas 2 KMI Gontor Beserta Arti dan Penjelasannya (Bagian 4)"