Mahfudzot Kelas 3 KMI Gontor Beserta Arti dan Penjelasannya (10)
لِأَبِيْ تَمَامٍ (المُتَوَفَّى سَنَةَ : ٢٣١ هـ)
Syair Abu Tamam (Wafat
231 H)
إِذَا جَارَيْتَ فيِ خُلُقٍ دَنِيْئًا # فَأَنْتَ
وَمَنْ تُجَارِيْهِ سَوَاءُ
وَمَا مِنْ شِدَّةٍ إِلَّا سَيَأْتِيْ # لَهَا
مِنْ بَعْدِ شِدَّتِهَا رَخَاءُ
يَعِيْشُ الْمَرْأُ مَا اسْتَحْيَا بِخَيْرٍ # وَيَبْقَى
الْعُوْدُ مَا بَقِيَ اللِّحَاءُ
فَلَا وَاللّٰهِ مَا فِي الْعَيْشِ خَيْرٌ # وَلَا
الدُّنْيَا إِذَا ذَهَبَ الحَيَاءُ
إِذَا لَمْ تَخْشَ عَاقِبَةَ اللَّيَالِي # وَلَمْ
تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا تَشَاءُ
المُفْرَدَاتُ (Kosa Kata)
جَارَيْتَ : رَافَقْتَ
رَخَاءُ : ضِدُّ شِدَّةٍ
شِدَّةٌ : صُعُوْبَةٌ
Terjemahan:
Jika kau berteman dengan orang yang berperangai buruk. Maka kau dan temanmu itu sama saja.
Tidak ada kesulitan kecuali akan datang
sesudah kesulitan itu kemudahan.
Seseorang itu hidup dengan baik, selama masih memiliki rasa malu. Dan batang pohon tetap akan segar, selama masih ada kulitnya.
Maka demi Alah, tiada lagi kebaikan dalam hidup, tidak pula di dunia ini, bila malu telah tiada.
Jika kau tidak takut dengan azab perbuatan dosa dan tidak pula punya rasa malu, maka lakukanlah apapun sesukamu.
Syarah / Penjelasan dan Kesimpulan:
Teman adalah orang yang
sangat berpengaruh pada kehidupan seseorang. Jika temannya baik, maka baik pula
lah seseorang itu. Dalam sebuah hadis disebutkan:
الْمَرْءُ عَلىَ دِيْنِ خَلِيْلِهِ، فَلْيَنْظُرْ
أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
Artinya: “Seseorang itu berada di atas perilaku kawan
terdekatnya, maka hendaklah salah seorang diantara kalian melihat kepada siapa
dia jadikan kawan dekat!” (HR. Ahmad dan Hakim)
***
Di dalam hidupnya
seseorang pasti pernah mengalami masa-masa sulit atapun kendala hidup yang
terkadang membuat putus asa, namun Allah melarang orang-orang mukmin untuk
berputus asa, selain itu dalam Al-Quran kita juga diingatkan bahwa akan selalu
ada kemudahan yang mengiringi kesusahan:
إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا
“Sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan.” (Al-Insyirah 94:6)
***
Adanya rasa malu
merupakan salah satu karakter dari orang yang beriman. Dalam sebuah hadis Rasulullah
SAW bersabda:
الإِيْمَانُ بِضْعٌ
وَسَبْعُوْنَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّوْنَ شُعْبَةً، فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لَا إِلَهَ
إِلَّا اللهُ، وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ اْلأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ، وَالْحَيَاءُ
شُعْبَةٌ مِنَ الْإِيْمَانِ. (متفق عليه)
Artinya “Iman memiliki lebih dari tujuh puluh atau enam
puluh cabang. Cabang yang paling tinggi adalah perkataan ‘La ilaha illallah’, dan
yang paling rendah adalah menyingkirkan duri (gangguan) dari jalan. Dan malu
adalah salah satu cabang Iman.” (HR. Bukhari – Muslim)
Kemudian di dalam
mahfuzhat ini, malu yang ada pada diri seseorang juga diibaratkan seperti kulit
yang ada pada batang pohon. Umumnya pohon-pohon akan tetap tumbuh sehat selama masih
ada kulit pada batangnya. Artinya jika sudah tak ada lagi rasa malu dalam diri
seseorang, maka sudah tak ada lagi kebaikan dalam dirinya.
Posting Komentar untuk "Mahfudzot Kelas 3 KMI Gontor Beserta Arti dan Penjelasannya (10)"