Mahfudzot Kelas 4 KMI Gontor Beserta Arti dan Penjelasannya (6)
لِلإِمَامِ
الشَافِعِيِّ (المُتَوَفَّى سَنَةَ ٢۰٤ هـ) فيِ عِزَّةِ النَّفْسِ
Imam Syafii (Wafat 204 H)
Tentang Kemuliaan Jiwa
وَعَيْنُ
الرِضَا عَنْ كُلِّ عَيْبٍ كَلِيْلَةٌ # كَمَا أَنَّ عَيْنَ السُخْطِ تُبْدِي
المَسَاوِيَا
وَلَسْتُ
بِهَيَّـابٍ لِمَنْ لاَ يَهَابُنِي # وَلَسْتُ أَرَى لِلْمَرْءِ مَا لَا يَرَى
لِيَـا
فَإِنْ
تَدْنُ مِنِّيْ تَدْنُ مِنْكَ مَوَدَّتِي # وَإِنْ تَنْأَ عَنِّيْ تَلْقَنِيْ
عَنْكَ نَائِيَــا
كِلَانَا
غَنِيٌّ عَنْ أَخِيْهِ حَيَــاتَهُ # وَ نَحْنُ إِذَا مِتْنَا أَشَدُّ
تَغَانِيَـــا
Terjemahan:
Pandangan penuh cinta itu buta
terhadap segala cela. Sebagimana pandangan penuh kebencian juga selalu jeli
terhadap segala cela.
Aku tidak takut kepada orang yang
tidak takut kepadaku. Aku tidak memandang kepada seseorang selama ia tak
memandangku.
Jika kau mendekatiku, maka kasih
sayangku pun mendekatimu. Dan jika kau menjauhiku, maka kau akan mendapatiku
jauh darimu.
Semua dari kita terlepas dari
kehidupan saudaranya. Lebih-lebih lagi jika kita telah meningal dunia nanti.
Syarah / Penjelasan dan Kesimpulan:
1- Maksud dari bait
pertama adalah bahwasannya orang yang hatinya penuh cinta terhadap seseorang,
matanya seakan-akan buta sehingga ia tak bisa melihat aib ataupun kekurangan
pada orang tersebut, demikian pula sebaliknya, orang yang hatinya penıuh kebencian
terhadap seseorang, akan selalu melihat aib atau sisi buruk dari orang
tersebut, ia seakan-akan buta hingga tak dapat melihat kebaikan yang ada pada
orang yang ia benci tersebut. Maka sebaik-baik seseorang adalah bersikap netral
dan selalu Insaf dalam bersikap; tidak berlebihan dalam mencintai, tidak pula berlebihan
dalam membenci. Seperti kata pepatah:
أَحْبِبْ
حَبِيْبَكَ هَوْنًا مَا عَسَى أَنْ تُبْغِضَهُ يَوْمًا مَا #
أَبْغِضْ
بَغِيْضَكَ هَوْنًا مَا عَسَى أَنْ تُحِبَّهُ يَوْمًا مَا
Cintailah orang yang kamu cintai itu sewajarnya saja, karena bisa jadi
suatu hari ia akan menjadi orang yang paling kamu benci..
Bencilah orang yang kamu benci itu sewajarnya saja, karena bisa jadi
suatu hari ia akan menjadi orang yang paling kami cintai..
2-
Pada bait kedua Imam Syafi’i menyebutkan bahwa beliau tidak ‘memandang’
seseorang yang tidak ‘memandangnya’, maksudnya adalah beliau tidak akan
menghormati orang yang tidak bisa menghormati orang lain. Demikian pula beliau
tidak akan mengasihi orang yang tidak bisa menunjukkan cinta kasihnya kepada
orang lain. Artinya di dalam hidup ini kita harus saling menghormati dan
mengasihi. Janganlah kita mengharapkan penghormatan dari orang lain sebelum
kita menghormati orang lain.
3- Maksud dari bait
terakhir ini adalah bahwasannya pada dasarnya di dunia ini tiap orang itu
bertanggungjawab atas urusannya masing-masing, tidak ada orang yang bisa
sepenuhnya bergantung kepada orang lain. Walaupun manusia bisa saling tolong
menolong, namun ada kalanya mereka harus ‘berdiri di atas kaki sendiri’. Begitulah
keadaan manusia di dunia. Adapun di akhirat nanti suasananya akan lebih sulit
lagi karena semua orang benar-benar hanya akan berdiri di atas kakinya sendiri,
sehingga tidak bisa lagi kita mengharapkan pertolongan dari orang lain. Karena itu
kita hendaknya mempersiapkan bekal untuk menuju ke akhirat nanti sebaik mungkin.
Alhamdulillah Syukron min sangat membantu.
BalasHapusDulu sdah hafal dipondok, skrng kitabnya hilang.
Jazakumullah