Mahfudzot Kelas 4 KMI Gontor Beserta Arti dan Penjelasannya (9)
قَالَ
الشَّيْخُ عَبْدُ اللهِ فِكْرِيْ بَاشَا (المُتَوَفَّى سَنَةَ ۱٢۰٧ هـ)
Kata Syeikh Abdullah
Fikri Basya (Wafat 1207 H)
إِذَا
نَامَ غِرٌّ فِـي دُجَى اللَّيْلِ فَاسْهَرْ # وَقُمْ لِلْمَعَالِي وَالعَوَالِـي
وَشَمِّرِ
وَسَارِعْ
إِلىَ مَا رُمْتَ مَا دُمْتَ قَادِرًا # عَلَيْهِ فَإِنْ لَـمْ تُبْصِرِ النُجْحَ
فَاصْبِرِ
وَأَكْثِرْ
مِنَ الشُوْرَى فَإِنَّكَ إِنْ تُصِبْ # تَجِدْ مَـادِحًا أَوْ تُخْطِئِ الرَأْيَ
تُعْذَرِ
وَعَوِّدْ
مَقَالَ الصِدْقِ نَفْسَكَ وَارْضَهُ # تُصَدَّقْ وَلَا تَرْكَنْ إِلـىَ قَوْلِ
مُفْتَرِ
وَلَا
تَقْفُ زَلَّاتِ العِبَــادِ تَعُدُّهَا # فَلَسْتَ عَلَـى هَذَا الوَرَى
بِمُسَيْطِرِ
Terjemahan:
Tatkala para pemuda lain tidur di
malam yang kelam maka bangunlah engkau. Bangunlah demi kemuliaan dan kejayaan, serta
singsingkanlah lengan bajumu.
Segeralah menuju apa yang kau dambakan
selagi kau mampu melakukannya. Adapun jika kau belum menemukan kesuksesan maka
bersabarlah.
Perbanyaklah musyawarah karena
jika kau benar, kau akan mendapatkan pujian, atau kalau pun salah, kau akan dimaklumi.
Biasakanlah dirimu untuk berkata
benar, dan cintailah perkataan benar. Kau akan dipercaya, dan janganlah condong
kepada perkataan dusta.
Janganlah mengikuti kesalahan
orang lain dan menghitung-hitungnya. Karena kau bukanlah penguasa atas manusia.
Syarah / Penjelasan dan Kesimpulan:
Dalam bait pertama dan
kedua, penyair mengajak kita semua untuk selalu bekerja keras, ketika orang-orang
lain yang tak memiliki cita-cita sedang tertidur, terbuai oleh gelapnya malam,
maka janganlah kita seperti mereka, hendaklah kita selalu bekerja keras, layaknya
orang yang bekerja sambil menyingsingkan lengan bajunya.
Pada bait ketiga,
kita dianjurkan untuk selalu bermusyarah dalam mengambil keputusan, saking
pentingnya musyawarah ini dalam agama Islam, sampai-sampai ia dijadikan salah
satu nama surah, yaitu surah as-Syuura, surah ke-43 dalam al-Quran. Dalam musyawarah,
kita akan bertukar pikiran dengan banyak orang, sehingga hasil yang akan
didapatkan adalah hasil pertimbangan banyak orang, dengan demikian apabila ada
hal yang kurang tepat, maka kita tidak akan disalahkan seorang diri karena itu
adalah keputusan bersama.
Adapun bait keempat
mengajak kita untuk selalu berpihak pada kebenaran dan menjauh dari keburukan, baik
dalam ucapan, maupun perbuatan. Terkait benar dalam ucapan, ada sebuah hadis
yang sangat mengena:
Suatu ketika ditanyakan
kepada Rasulullah SAW, ''Mungkinkah seorang Mukmin itu menjadi pengecut?''
''Mungkin,'' jawab Rasulullah.
''Mungkinkah seorang Mukmin itu berprilaku bakhil (pelit)?''
''Mungkin,'' jawab Rasulullah.
''Mungkinkah seorang Mukmin itu menjadi pembohong?''
Rasulullah SAW menjawab,
''Tidak!''
(HR. Imam Malik No. 1571)
Sementara itu pada bait kelima,
kita diharapkan untuk tidak menyibukkan diri dengan aib-aib orang lain dan
menghitung-hitungnya, karena itu bukanlah tugas kita sebagai manusia, itu semua
adalah tugas Sang Penguasa manusia (Tuhan), adapun kita sebagai hamba, cukuplah
kita sibuk dengan aib dan kekurangan kita sendiri.
Pesan moral: Sibuklah
menghisab kesalahan diri sendiri sampai tak lagi tersisa waktu untuk
menghitung-hitung kesalahan orang lain.
Kata kunci transliterasi: Idza Naama ghirrun, dujaa al-laili, fashar,
syammiri, saari’ ilaa maa rumta, an-nujha, as-syuuraa, maqaalas shidqi, qauli
muftarin, laa taqfu, zallaatil ‘ibaadi, al-waraa.
Posting Komentar untuk "Mahfudzot Kelas 4 KMI Gontor Beserta Arti dan Penjelasannya (9)"