Mahfudzot Kelas 5 KMI Gontor Beserta Arti dan Penjelasannya (3)
مِنْ كِتَابَةِ الأَدِيْبِ عَبْدِ اللهِ فِكْرِي بَاشَا
(المُتَوَفَّى سَنَةَ ١٣۰٧ هـ) وَصَــايَةٌ لِشَـخْصٍ
Dari Tulisan Sastrawan
Abdullah Fikri Pasha (Wafat Tahun 1307 H)
Wasiat Untuk Seseorang
رَافِعُ هَذَا
الرَّقِيْمِ إِلىَ حِمَى المَقَامِ الكَرِيْمِ يَذْكُرُ أَنَّ مَسْأَلَتَهُ طَالَ
فِيْهَا المَدَى وَبَقِيَ فِي انْتِظَارِهَا عَلَى مَثَلِ رُؤُوْسِ المُدَى، وَيَشْكُوْ
مِنَ الفَقْرِ المُدْقِعِ والضُّرِّ المُضْجِعِ مَا أَحْرَجَ صَدْرَهُ وَأَخْرَجَ
عَنْهُ صَبْرَهُ وَأَشْرَفَ بِهِ عَلىَ اليَأْسِ والاِسْتِسْلَامِ لِمَخَالِبِ
البَأْسِ. لَوْلَا أَمَلَ مِنْ مَوْلَايَ يَبْقَى عَلَى حَوْبَائِهِ وَيَنْشُرُ تَذْكَارُهُ
مَيْتَ رَجَاءِهِ وَلَهُ فِيْ سَيِّدِي ثَنَاءٌ يُبَارِي نَفَحَاتِ الأَزَاهِرِ
وَيَبْقَى عَلىَ صَفَحَاتِ الدَّهْرِ الدَّاهِرِ ثُمَّ هُوَ أَوْلَى مَنْ تَعْطَفُ
عَلَيْهِ عَوَاطِفُ كَرَمِهِ وَتَنْعَطِفُ إِلَيْهِ جِيَادُ هِمَمِهِ، وَأَرْجُو
أَنْ يُحَقِّقَ مَوْلَايَ فِيْ تِلْكَ الشِّيَمِ الكَرِيْمَةِ مَا أَمَّلَهُ وَأُهْدِيْ
مِنَ الثَّنَاءِ أَتَمَّهُ وَأَكْمَلَهُ.
Terjemahan:
Pembawa
surat ini ke tempat Yang Dipertuan Agung menyebutkan bahwa masalahnya telah
berlarut-larut untuk waktu yang lama, dan ia telah berada dalam penantian yang
panjang nan sulit laksana bertahan di ujung pisau.
Ia
mengeluhkan kemiskinan yang mencekik dan kesengsaraan yang teramat menyempitkan
dadanya dan membuat habis kesabarannya serta membuatnya hampir putus asa dan
menyerah kepada kesulitan.
Kalau
bukan karena adanya harapan akan bantuan dari tuan yang masih bersemayam di
jiwanya dan bayang-bayangannya terhadap tuan yang terus menghidupkan
harapannya, pasti ia sudah lama tiada. Ia memuji Tuanku dengan pujian yang
harumnya menandingi harum semerbaknya bunga-bunga nan awet sepanjang masa, karena
itu ia adalah orang yang paling pantas untuk diberikan simpati, dan kembali
kepadanya hasil terbaik dari semangat juangnya.
Aku
berharap sudi kiranya Baginda merealisasikan apa yang ia harapkan sebagai
balasan yang setimpal atas kemuliaan akhlaknya, kemudian aku haturkan
penghormatan yang setinggi-tinggi dan sebesar-besarnya kepada yang mulia.
Syarah / Penjelasan dan Kesimpulan:
Abdullah Fikri (1250-1307
H/1834-1889 M) adalah seorang menteri sekaligus seorang sastrawan di Mesir.
Adapun julukan “Basya”, “Pasya”, atau “Paşa” yang ada di belakang namanya
adalah gelar dalam bahasa Turki yang biasa diberikan pada masa Turki Usmani kepada
seseorang yang punya kedudukan penting di dalam dunia politik maupun militer.
Abdullah Fikri Basya dilahirkan
di Mekah, besar di Kairo Mesir, dan belajar di Universitas Al-Azhar. Di antara
karya-karya beliau adalah: al-Fawaid al-Fikriyyah, al-Mamlakah
al-Bathiniyyah, dan Syarh Badi’iyyah Shufut, dan lain-lain. Selain
itu beliau juga memiliki Nazm (kumpulan syair) dan juga beberapa risalah dan
makalah. Melalui karya-karyanya ini terlihat bahwa beliau adalah seorang
sastrawan yang tak hanya menguasai bahasa Arab, namun juga bahasa asing seperti
bahasa Turki dan bahasa Perancis.
Kata kunci transliterasi: Raafi’u hadza ar-Raqiim, Ru’usil Mudaa, Makhalibil ba’si, Basya,
Nafahatil Azhar, Shafahatid Dahri, Syiyamil Karimah.
syukran atas terjemahannya help me a lot
BalasHapus